THR
akhirnya, THR datang juga :-D
setelah menunggu penuh gundah gulana (lebay) akhirnya gaji ke-13 (ya THR itu bukan bonus saudara-saudara, itu memang sudah menjadi hak kita) datang ke pelukan rekening bank.
belajar dari teman-teman saya yang ahli keuangan (baca: emak-emak muda ber-BB yang rajin browsing-browsing hehehe) dan dari perencana keuangan beneran eg. @mrshananto, saya pun bertekad untuk segera menyisihkan THR saya untuk ditabung.
pada awalnya ini sungguh berat.
bayangkan, Anda mendapati rekening Anda berjumlah dua kali lipat dari biasanya. Tentu Anda tergiur untuk membeli Body Shop bukan? Btw, 17 Agustus kemarin Body Shop diskon up to 45% lohhh... (yuuuk). Tenang, bukan berarti Anda tidak boleh membeli White Musk atau Olive Body Butter, ini semua bisa Anda lakukan setelah menabung (gayanyaa.. sayup-sayup terdengar suara Tante Titiek Puspa menyanyikan lagu Bang Bing Bung bersama Saskia dan Geofanny (apa kabar tuh Geofanny))
Melanjutkan cerita, walaupun awalnya terasa berat, saya berniat untuk pergi ke bank. Setelah membayar zakat profesi (kali ini saya mencoba layanan jemput zakat yang tersedia di kantor, alhamdulillah, sungguh memudahkan) dan mengambil sebagian untuk THR asisten, saya pergi ke bank-bank lain.
Saya menambahkan dana darurat (lega sekali rasanya!) dana ini untuk pengeluaran tak terduga misalkan (amit-amit) orangtua sakit atau musibah lainnya. Kemudian saya membuka tabungan berjangka 1 tahun, dan membeli dua macam reksadana (Mandiri Investa Syariah Berimbang) dan Schroder Dana Prestasi. Sebelumnya saya sudah punya reksadana tipe saham yaitu BNP Paribas Pesona Amanah. Alhamdulillah. Walaupun awalnya agak ragu mencoba produk pasar modal ini tapi saya rasa tidak ada salahnya apabila kita memang punya uang lebih atau uang "nganggur". Jumlahnya silakan disesuaikan dengan kebutuhan keluarga masing-masing, jangan sampai kebutuhan rumah tangga terbengkalai ya :)
Entah kenapa, saya koq merasa senang sekali (akhirnya) bisa menabung kembali. Sebagai catatan, kami sampai saat ini masih mencicil mobil dan rumah. Keputusan berinvestasi ini memang terkesan seperti "dipaksakan" karena kami masih banyak hutang cicilan, namun saya merasa kami bisa menyisihkan sedikit. Tidak banyak ekspektasi apalagi berlebih, yang penting sudah usaha.
Semoga ikhtiar kita semua berbuah manis ya :)
Comments