being a mom
being a mom (and a dad - mewakili suami) is full of excitement. i have posted about this before (on my post about my husband's birthday).
but..
it's not always that excited :)
tinggal di budaya Timur terutama Indonesia dimana ada standard umum yang berlaku mengenai suatu keidealan, ditambah dengan sesama warga yang cenderung ingin tahu kehidupan warga lain (telah sukses dibuktikan dengan maraknya program infotainment di stasiun TV) dan kemudian langsung ataupun tidak memberikan penilaian terhadap perilaku warga lain tersebut, terkadang membuat saya risih.
in my case as a mother, saya risih dengan perilaku membanding-bandingkan bayi dan orangtua.
bukan hal baru di saat kita baru selesai melahirkan dan mengumumkan kelahiran sang buah hati dengan penuh rasa senang, orang-orang langsung bertanya: "normal atau caesar?"
jika kita jawab normal, pertanyaan belum selesai dan bisa berlanjut ke: "induksi atau ngga?"
:)
and the story goes..
setelah kita pulang dari RS, menjalani hari-hari penuh tantangan sebagai orangtua baru.. hal yang paling sering ditanyakan kembali adalah: "minum ASI atau formula?"
lalu bila dijawab ASI maka pertanyaan bisa berlanjut ke "Eksklusif atau campur?"
:)
it's not easy.
selalu ada pretensi bahwa you're not a perfect mother if you can't deliver your baby normally and give him/her breastmilk.
saya tidak mau memberi pendapat saya mengenai hal di atas.
satu yang saya yakini, setiap orangtua selalu mempunyai niat dan usaha yang baik untuk anak-anaknya.
adalah tidak adil jika kita membandingkan bayi kita dengan bayi yang lain, begitu pula diri kita sebagai orangtua dengan orangtua yang lain.
bagi saya, yang terpenting adalah menyayangi anak kita sepenuh hati.
sayang yang tulus, bukan untuk dianggap ibu sempurna di mata umum.
tapi ibu yang sempurna di mata anaknya.
itu lebih dari cukup :)
my dear Razki - 6 weeks
but..
it's not always that excited :)
tinggal di budaya Timur terutama Indonesia dimana ada standard umum yang berlaku mengenai suatu keidealan, ditambah dengan sesama warga yang cenderung ingin tahu kehidupan warga lain (telah sukses dibuktikan dengan maraknya program infotainment di stasiun TV) dan kemudian langsung ataupun tidak memberikan penilaian terhadap perilaku warga lain tersebut, terkadang membuat saya risih.
in my case as a mother, saya risih dengan perilaku membanding-bandingkan bayi dan orangtua.
bukan hal baru di saat kita baru selesai melahirkan dan mengumumkan kelahiran sang buah hati dengan penuh rasa senang, orang-orang langsung bertanya: "normal atau caesar?"
jika kita jawab normal, pertanyaan belum selesai dan bisa berlanjut ke: "induksi atau ngga?"
:)
and the story goes..
setelah kita pulang dari RS, menjalani hari-hari penuh tantangan sebagai orangtua baru.. hal yang paling sering ditanyakan kembali adalah: "minum ASI atau formula?"
lalu bila dijawab ASI maka pertanyaan bisa berlanjut ke "Eksklusif atau campur?"
:)
it's not easy.
selalu ada pretensi bahwa you're not a perfect mother if you can't deliver your baby normally and give him/her breastmilk.
saya tidak mau memberi pendapat saya mengenai hal di atas.
satu yang saya yakini, setiap orangtua selalu mempunyai niat dan usaha yang baik untuk anak-anaknya.
adalah tidak adil jika kita membandingkan bayi kita dengan bayi yang lain, begitu pula diri kita sebagai orangtua dengan orangtua yang lain.
bagi saya, yang terpenting adalah menyayangi anak kita sepenuh hati.
sayang yang tulus, bukan untuk dianggap ibu sempurna di mata umum.
tapi ibu yang sempurna di mata anaknya.
itu lebih dari cukup :)
my dear Razki - 6 weeks
Comments
" We can never judge the lives of others, because each person knows only their own pain and renunciation. It's one thing to feel that you are on the right path, but it's another to think that yours is the only path.”
(Paulo Coelho)
Sabar ya Sita sayang,
I'm proud to have a friend, a-loving-mom-of-Arazki, like you :)
ayo semangaaaaatttt!!!