mendidik


mendidik anak bagi saya adalah hal yang sangat sulit.
saya (seperti banyak keluarga dan teman-teman saya ketahui) adalah wanita yang emosional.

itu pula yang terjadi hari ini.
selama para asisten libur lebaran minggu ini, saya dan suami bahu membahu mengurus rumah tangga kecil kami, termasuk dalam hal memberi makan Razki.
Razki sebenarnya bukan tipe anak yang susah makan, hanya saja dia suka malas, apalagi untuk makan malam.
Hari ini bapaknya Razki yang mengambil alih. Makan tidak boleh sambil jalan-jalan. Om Jambul memang lebih disiplin dan konsisten dalam hal mendidik anak. Tidak menggunakan unsur kekerasan (membentak, mencubit, dicekokkin, etc) tapi lebih ke mengajak Razki berdialog dan bernegosiasi.
Sayangnya usaha Om Jambul hari ini hanya membuahkan beberapa suap saja. Razki keburu menangis.

Disinilah mental saya diuji. Razki dengan tangisannya yang tersedu-sedu memanggil nama saya.
Haaah.... seketika itu juga hati saya trenyuh dan niat mendidik saya luluh seketika. Ingin rasanya saya langsung memeluk Razki dan menggendongnya. Namun Om Jambul menguatkan, katanya ini proses belajar.

Memang tidak langsung berhasil tapi saya melihat di tengah proses negosiasi itu Razki memerhatikan apa yang sedang dibicarakan Om Jambul. Matanya fokus melihat pada bapaknya. Ketika ditanya ingin apa, Razki pun menjawab apa yang dia inginkan.

Yah, insya Allah proses mendidik ini bisa berjalan terus dengan baik. Hanya tinggal saya yang butuh dikuatkan untuk senada seirama. Menjadi seorang ibu menyadarkan saya betapa saya bisa menjadi pribadi yang sangat kuat dan di saat lain sangat lemah bila menyangkut anak :)

Selamat berlibur ya semuanya!

Comments

Popular Posts